Total Pageviews

Thursday, January 24, 2013

Wisata Pulang Kampung (Medan - Bukit Lawang)

Berawal dari tawaran Bibi untuk membuat hajatan "Doa Arwah" untuk Kakek, Nenek dan Ibunda yang kami Rindukan masakannya dan juga sanak saudara yang telah menghadap Ilahi yang diadakan di kampung halaman di Kampung Bukit kira 70 KM dari Kota Medan. Sebagai pedagang tiket pesawat untuk mencari harga yang murah dan promo tidak lah susah. cari punya cari akhirnya Citilink lah sebagai penerbangan yang akan kami pakai untuk menuju Kota Medan dari Batam. pesawat Airbus yang masih kondisi baru itu membawa kami terbang menuju Bandara Polonia Medan yang menurut informasinya akan berpindah ke Kuala Namu pada Bulan April 2013. 

Setibanya di Medan kami terus menuju rumah paman. Arsik Ikan Emas sudah tersedia di meja makan. Perjalanan ke kampung halaman ini di dorong atas dasar panggilan hati dan juga dorongan ketergiuran akan masakan masakan khas dan kenikmatan kuliner sekita kampung Halaman. Malam itu sajian kerinduan akan makanan khas Karo terselesaikan dengan baik yang telah dipersiapkan oleh "Mami Johor". perbincangan seputar kerinduan keluarga kami lewati hingga larut malam di ruang tamu hingga tak terasa larut akan diskusi diskusi dan embun pagi itu melarutkan kami dalam tidur dan terbangun di pagi hari. 

Makan bersama keluarga dengan menu idaman 
Program hari kedua di Medan adalah Berziarah ke makam Kakek, Nenek dan Ibu yang masih lekat kenangan indah bersama orang orang yang pernah mencintai dan membimbing ku dimasa kecil (Al- Fatihah buat Mulia karo Karo, Minah Br Ginting dan Salimah Br Purba Binti Mulia Karo Karo). 

Kecintaan terhadap Ibu Mertua 
Setelah makan Siang dengan menu Ikan lele yang lagi lagi di masak Arsik tidak membosankan lidah ku untuk menyatap hidangan siang yang di masak oleh "Mami Sukaramai" (Mami adalah panggilan untuk istri Paman) dengan rebusan daun pepaya ditambah sambel nya yang nikmat. setelah menyantap makan siang kami menuju untuk mengunjungi Bapak (Bolang dari anak anak ku) yang kebetulan lagi di Medan untuk berobat yang selama ini tinggal jauh di Kampung Lau Baleng berjarak hampir 5 jam dari Kota Medan

Bolang dari anak anak ku
Berburu Kuliner pun kami lanjutkan Mie aceh "Titik Bobrok" menjadi sasaran kami sore itu. menu mie aceh di campur dengan kepiting menjadi menu yang laris di tambah timpan nya dengan minuman "martabe" (markisa, terong belanda). sayang sekali kami tidak bisa makan sate kerang nya berhubung sedang habis .... (disarankan datang dan nikmatilah kuliner ini) 

Beberapa Tempat yang menjadi pemuas lidah di saat berkunjung ke Medan dan Bukit Lawang 







Mie Aceh Titi Bobrok 


Es Kalimanta dan Sate Kacang di Binjai 

Pecel Simpang Senggol Turangi 
Aktifitas selama Balek kampung 



"Kerboard Karo" mburo ate tedeh

Makan Durian 

Berphoto bersama seteleah acara "Doa untuk Arwah" 

Arung jeram di Sungai Bahorok 

Oleh Oleh pulang Rendang Kerang dan arsik Ikan Jurong 
Setelah tiba di Tanjungpinang berat badan menjadi tambah 6 Kg .. saat nya berupaya mengurangi berat Badan yang sudah 100 Kg







Wednesday, January 23, 2013

Bukit Lawang bukan lagi sekedar "Kepala Parit"



Kepala Parit adalah sebuah nama tempat yang Saya kenal sejak kecil menjadi tempat yang Favorit untuk di Kunjungi. Banyak orang yang berkunjung untuk berkemah (camping Ground). Derasnya air sungai yang bening yang bersumber dari pegunungan menjadi daya tarik tempat ini untuk di kunjungi pada akhir pekan. Nama Kepala Parit ini di beri oleh siapa saya sendiri juga tidak tahu. Sebuah pintu air akan Anda temukan saat kendaraan roda empat yang kita tumpangi akan berhenti di ujung jalan di daerah ini akan terlihat sebuah pintu irigasi yang mengatur masuk nya aliran air menuju sebuah irigasi untuk mengairi sawah sawah yang terbentang di sekitar perkampungan. Inilah mungkin mengapa masayrakat menyebut daerah ini "Kepala Parit" atau orang suku Karo di sana menyebut nya "Takal Parik". 

Saat ini Kepala Parit lebih dikenal dengan Bukit Lawang yang namanya sudah membahana di pelosok Negeri di manca negara maupun Nusantara. Sebagai Destinasi wisata Alam yang memiliki daya tarik selain alam juga terdapat Pusat Rehabilitasi Orang Utan yang hanya ada 2 tempat di Indonesia yaitu di Kalimantan Tengah dan Bukit Lawang. Program Rehabilitasi Orang utan ini juga menjadi Daya tarik bagi Wisatawan Manca Negara. Di Taman Nasional Gunung Leuser ini lah di upayakan kembalinya habitat binatang langka ini di bina, di sisi lain objek ini di manfaatkan sebagai masyarakat sebagai lahan untuk mencari rezeki dengan menjual jasa untuk merasakan keheningan dan kedamaian Hutan tropis dengan kicauan burung burung yang hidup di alamnya dengan teriakan teriakan monyet monyet liar di ata pepohonan. serta pemandangan alam dengan bentangan Hutan hutan yang hijau menjadi kan Destinasi Wisata ini banyak di kunjungi wisatawan asing. Hutan Bukit Lawang juga berperan memberikan kontribusi yang besar sebagai paru paru Dunia. 

Seekor Monyet di habitatnya 

Sungai Bahorok 

Akomodasi yang nyaman di tepi Sungai 


Ombak sungai yang deras dan menantang memberikan tawaran bagi wisatawan untuk merasakan tantangan untuk "rafting" atau dengan menggunakan ban mengikuti derasnya arus merupakan pengalaman yang eksotis.
bermalam di sisi sungai juga menjadi kenangan yang menarik dengan gemuruh suara sungai yang menjadi alunan musik untuk mengantarkan kita tidur akan di rasakan. Kuliner masayarakat sekitar walau hanya sekedar mie instant rebus saja mampu menjadi makanan yang mengasikan setelah berenang di Sungai. Masih banyak lagi tawaran tawaran menarik untuk di nikmati di destinasi wisata ini. 

Bukit Lawang memiliki berbagai tawaran menarik yang bisa di kemas dan di jadikan daya tarik wisata. pasca Bencana Bandir bandang yang terjadi beberapa tahun yang lalu berbagai pihak berupaya untuk membangun kembali destinasi wisata ini. upaya rehabilitasi dan perbaikan di lakukan. 

Minggu yang lalu saya bersama keluarga berkesempatan kembali ke daerah dimana saya dibesarkan dan di latih untuk menjadi praktisi di bidang pariwisata ini. banyak hal yang ingin saya keluhkan dengan kenyataan yang ada. tempat yang memiliki berbagai daya tarik dan alam yang menawan ini seharusnya mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Adapun kondisi kondisi yang menggugah hati saya untuk bersama sama elemen yang terkait untuk di pikirkan dan di cari jalan keluanya adalah : 
  1. Sarana Parkir : kondisi ini terlihat dikala hari libur besar dimana terjadi kemacetan yang panjang dan kesemerwutan yang akhirnya mengurangi kenyamanan pengunjung. sangat disayangkan sekali lokasi lahan parkir yang ada telah sesah dengan bangunan bangunan kios kios yang akhirnya timbul kesan kumuh di khususnya di pintu masuk ke objek wisata ini. 
  2. Bangunan bangunan di tepi sungai yang menutupi pemadangan atas keindahan sungai 
  3. Sampah sampah berserakan hingga ke sungai dan sangat tragis lagi jika warung warung dan penginapan penginapan maupun restaurant di tepi sungai membuang limbah nya ke Sungai yang menjadi daya tarik utama objek wisata ini 
  4. Restribusi yang menurut beberapa masayarakat sekitar juga terkadang membuat pengunjung tidak nyaman karena sering terjadi pungutan pungutan liar pada waktu waktu tertentu. 
Pos Pintu masuk ke kawasan Objek Wisata Bukit Lawang 

Pernasalahan permasalahan diatas menjadi tanggung jawab bersama untuk di carikan jalan keluarnya sehingga Bukit Lawang akan terjaga konsistensi nya dalam rangka sebagai motor penggerak ekonomi masayarakat sekitar juga sebagai Paru Paru Dunia. Para pemangku kepentingan seperti Dinas pariwisata Kabupaten Langkat hendaknya sebagai "leader" dalam menjadikan Bukit Lawang Sebagai Destinasi Wisata yang Nyaman bagi Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara. 

Pelajar harus duduk diatas "oplet" dengan kondisi yang bisa membahayakan dirinya.

Hal lain yang menjadi kerisauan saya adalah sarana pendidikan yang kurang memadai bagi masyarakat setempat sebab dari dahulu saya kecil potret kehidupan seperti gambar diatas ini terjadi hingga saat ini masih belum tersedianya sarana transportasi yang layak dan nyaman bagi para Pelajar untuk menuju dan kembali dari Sekolah 

Semoga Tulisan saya ini menjadi semangat kita untuk menjadikan Bukit Lawang sebagai Destinasi Wisata yang Nyaman dan Indah .... dan memberikan damfak ekonomi yang positif bagi masyarakat sekitar.