Total Pageviews

Sunday, November 3, 2019

288 Pegolf Mancanegara berkompetisi di ajang Bintan Lagoon President's Cup ke 5


Ajang tournamen ini kembali di gelar di Bintan Lagoon Resort 2 dan 3 November 2019 di dua lapangan bertaraf internasional milik Bintan Lagoon Resort. Lapangan yang di design oleh Jack Nicklaus dan Ian Backer Fins. Tercatat sudah 288 orang peserta yang akan menjajal kedua lapangan golf tersebut di dua hari tournamen. Peserta yang di dominasi oleh wisatawan mancanegara itu akan di mulai pukul 09.30 ditandai dengan "shot gun" dengan menggunakan sirine yang di bunyikan sebagai tanda di mulainya tournamen ini

Gerald A Hendrick General Manager Bintan Lagoon menjawab awak media yang hadir

" Event tahun ini kami mengalami Peningkatan yang bagus di banding tahun sebelumnya,  ini baik untuk agenda tahunan Bagi Bintan Lagoon Resort,  Bintan Kepulauan Riau juga Indonesia

Keberhasilan ini berkat dukungan yang luar biasa dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terus mendukung kita di Bintan menjadi "sport tourism destination".

Gerald A Hendrick General Manager Bintan Lagoon Resort bersama Sulaiman Shehdek Country saat Jumpa Pers usai melepas Peserta BLR President's Cup 2019   
Ditanya tentang peserta Gerald menyampaikan kebanyakan peserta dari singapura dan Ekspatriat yang bekerja di Singapura, ada yang berasal dari UK,  German dan ada peserta yang berasal dari Taiwan,  China Jepang dan juga Thailand. Peserta juga di ikuti golfer wanita dan juara bertahan tahun lalu juga hadir mengikuti event.


Yang menarik tahun ini bukan hanya peningkatan peserta namun ada peserta baru yang belum pernah ke bintan. Kami juga senantiasa menciptakan kreasi baru dalam menyajikan event ini sebaik mungkin dengan tema tema terbaru dan unik.

Kami memiliki banyak thema event di sini dan tahun ini kami membawa peserta Gala Dinner di Angsoka Villa dengan pemandangan Pantai dannl laut china selatan.

Kami sedang menjejaki kerjasama dengan Bank Mandiri untuk buat event golf di awal tahun mendatang. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh sponsor yang telah mendukung.
Sulaiman Shehdek Country Manager Vito Singapura menambahkan "Merasa bangga dan mengapresiasi BLR event golf, Tiap tahun bukan hanya peserta meningkat namun keluarga juga ikut dan kerabat kerabatnya.  Event ini di harapkan menjadi sebuat dorongan bagi pengembangan destinasi keluarga di Bintan.

Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Desa Pengujan kembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pengujan Bintan,  23 Oktober 2019
Pulau Pengujan yang berada tidak jauh dari Kawasan wisata terpadu Lagoi sedang berbenah untuk pengembangan Pariwisata berbasis masyarakat. Di aula kantor desa, kepala desa Zulfitri berserta perangkatnya mengundang tokoh masyarakat, ulama, tokoh pemuda, pelaku usaha kecil, ibu ibu rumah tangga berdiskusi untuk menyamakan pemahaman terhadap rencana pengembangan Pulau Pengujan menjadi destinasi wisata yang diharapkan mampu mendorong dan meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Dalam workshop yang di pandu oleh Sapril Sembiring Praktisi Pariwisata Kepulauan Riau Perangkat Desa dan masyarakat bersepakat untuk bersama sama menata dan mengembangkan daerahnya untuk menyambut wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara. Kepala Desa Pengujan dalam sambutannya menyampaikan bahwa di Pulau Pengujan memiliki masyarakat yang ramah,  dan punya beberapa daya tarik untuk di kembangkan seperti wisata sejarah Makam Panjang, wisata kelong udang,  wisata kampung dan kulinernya seafood dengan olahan tradisional Melayu. Kawasan Pantai Selatan Pulau Pengujan memiliki kawasan pantai dengan pasir putihnya di tambah aktivitas para Nelayan khusus Udang yang terkenal di Bintan bisa di jadikan daya tarik dengan mengemasnya menjadi paket wisata "cedok Udang" menangkap udang di Kelong yang bisa langsung di masak dan di santap di tepi pantai.


8

Dalam workshop ini juga di bentuk kelembagaan yang akan mengkoordinir masyarakat, pelaku usaha kecil menengah dan juga perangkat desa untuk menata dan mengembangkan paket paket wisata menarik, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pengujan. Marzuki salah seorang pelaku usaha rumah makan seafood terpilih secara aklamasi memimpin Pokdarwis Desa Pengujan.

Beliau mengatakan bahwa keinginan untuk memajukan pariwisata Pulau Pengujan sebenarnya sudah sejak lama namun belum punya mitra yang kuat, beruntung kami bisa berjumpa dengan Bapak Sapril Sembiring Praktisi Pariwisata Kepri yang secara sukarela mau membantu Desa Pengujan untuk dikembangkan menjadi Destinasi Wisata khususnya berbasis Masyarakat. Beliau berjanji berusaha sekuat kemampuan untuk terus mengembangkan kekuatan dan daya tarik yang ada untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Tahap awal ini kami bersama sama masyarakatnuntuk bergotong royong membersihkan kawasan kawan yang akan di kembangkan, menyusun pola perjalanan dan paket paket wisata dan menjalin konektivitas dengan travel agent dan resort di sekitar lagoi dan juga Tanjungpinang serta Batam. Ayo ke Pengujan makan Udang. Udang diaini Udang segar dan terbaik tutupnya.







Pegolf Muda 16 Tahun Jawara BLR President's Cup 2019.


Milaad Rasoul Madadi, pegolf muda berkewarga negaran Iran mengangkat Trophy dengan senyum di atas panggung yang di serahkan oleh General Manager Bintan Lagoon Resort di dampingi Stephen Lim Direktur Golf Bintan Lagoon Resort. Anak muda ini mampu mengalahkan pegolf pegolf lainnya yang bertanding di dua lapangan golf bertaraf internasional di design oleh Jack Niclaus dan Ian Baker Finch Sabtu dan Minggu 02 & 03 November 2019. Anak muda ini juga meraih penghargaan Tropi untuk kategori "Nearest to the Pin" dan "Longest Drive". Untuk kategori pria di urutan kedua di raih oleh Lim Jhonson dari Singapura dan A.  Yani dari Bintan Indonesia. Untuk kategori wanita di pemenang pertama raih oleh Wendy Ang, juara dua Yei Lai Lean dan juara Tiga Lim Ah Cun.

A.  Yani salah satu lokal peserta dari Indonesia yang berhasil naik panggung menduduki posisi ketiga mengatakan  "Alhamdulillah
Setelah selama dua hari mengikuti tournamen golf  kita masih bisa bermain dengan baik .
Kita berharap kedepan banyak nya tournamen yang dilaksanakan di Bintan dan hal ini juga tentunya dapat untuk meningkatkan kunjungan  wisata ke pulau bintan"



para peserta sedang melakukan persiapan menuju tee box

Tournamen yang di ikuti 288 peserta dari pegolf mancanegara ini bertujuan untuk mempromosikan Bintan Kepulauan Riau sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia khususnya Bintan. Golf Iven ini di harapkan mampu menjadikan Bintan sebagai Destinasi Wisata Olah Raga atau "Sport Tourism Destination". Serangkaian acara selama 2 Hari 1 malam dinkemas Bintan Lagoon dengan apik mulai pengurusan keimigrasian di Pelabuhan pada saat datang dan kembali,  Makan Malam "Gala Dinner" yang mewah dengan gemerlap kembang api dan sajian Budaya hingga Kuliner Nusantara yang mendapat pujian dari mayoritas peserta. 

Pada acara puncak penyerahan hadiah dan makan siang bersama, wajah wajah gembira terpancar dari para pegolf di ruang "Marque" yang di persiapakan Bintan Lagoon Resort pada penutupan iven BLR President's Cup 2019. Di pandu oleh pembawa acara yang kocak Alfred George. Acara pengumuman berlangsung riuh riang dari peserta tournamen yang di selenggarakan setiap tahunnya ini yang memasuki tahun ke V. Pengumuman pemenang iven golf selama dua hari ini di tutup dengan jamuan makan siang yang di selingi dengan hiburan dan kuis berhadiah yang disambut semarak oleh para peserta.

General Manager Bintan Lagoon Resort Gerald A.  Hendrick dalam sambutannya menyampaikan mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang, menyampaikan ucapan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak atas penyelenggaran ini yang banyak di puji oleh mayoritas peserta yang ikut ambil bagian dalam iven ini.
"Berharap kita bersama lagi ditahun depan yaitu pada tanggal 7 dan 8 November 2020. Setelah acara berlangsung peserta kemudian bergegas menuju Pelabuhan untuk kembali ke Singapura melalui Pelabuhan yang tersedia di Bintan Lagoon Resort.



Wednesday, April 24, 2019

Hari Kartini sajian istimewa Bintan Lagoon Resort bagi Wisatawan

Cita cita itu ialah memperindah martabat manusia, memuliakannya,  mendekatkan pada kesempurnaan. 

Ungkapan dari Raden Ajeng Kartini ini menjadi tulisan pada bagian Backdrop acara peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan Bintan Lagoon Resort Minggu, 21 April 2019. Peringatan Hari Kartini di jadikan sajian istimewa bagi yang berkunjung ke Resort Bintang 5 di Kawasan Pariwisata Terpadu Bintan ini. Dengan perpaduan etnik budaya,  kuliner Nusantara serta peragaan busana kebaya bergaya "Kartini" yang diikuti  oleh 22 wanita yang merupakan karyawati Bintan Lagoon Resort dari berbagai divisi dan departemen.
Di acara ini dihibur dengan penampilan Group Angklung dari SMP Yos Sudarso Batam yang menampilkan lagu lagu Nasional daerah. Dalam kesempatan yang sama Bintan Lagoon juga menawarkan berbagai sajian kuliner kuliner khas Nusantara seperti Lontong Medan, Rendang,  Rujak,  Gado Gado,  Kue Kue Tradisional Indonesia dan masih banyak lagi.
 
Kami merasa bangga dengan lahirnya sosok Raden Ajeng Kartini yang pada setiap tanggal 21 April selalu akan kami jadikan perhelatan khusus di Lobby Resort kami, sebagai resort yang paling lama berdiri di kawasan Bintan Resort,  Kesejahteraan karyawan menjadi bagian penting dalam kegiatan usaha kami, 30 % wanita berada di level managemen dan Karyawati yang hampir mencapai 40 % dari total keseluruhan kekuatan staff kami. Memiliki cuti hamil dan haid menjadi bagian kepedulian kami terhadap para wanita. Wanita Wanita yang penuh kewibawaan dan pesona ketenangan ada menjadi bagian penting di departemen yang ada di Resort kami seperti menjadi Caddy,  koki di dapur,  kantor depan,  accounting, tata kecantikan,  security, tata graha, tata hidangan dan rekreasi yang menjadikan rahmat dan kekuatan bagi Bintan Lagoon Resort.  Selamat Hari Kartini Gerald A Hendrick Senior Vice President/General Manager menutup sambutannya.  Dalam acara ini Hadir Doli Boniara Kepala Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Perwakilan Management Bintan Resort perwakilan Kapolres Bintan dan undangan lainnya. 
Tampak wisatawan dari mancanegara bergembira bersama dan larut bersama diacara ini.

Pemenang Peragaan Busana Kebaya Kartini Bintan Lagoon 2019
Juara 1 : Yopi Novianti dari staff FB Service
Juara 2 : Tri Hariani staff Spa
Juara 3 : Sulastri staff Housekeeping
Peserta peragaan Busana Kebaya Kartini yang diperagakan Oleh Karyawati Bintan Lagoon Resort

Juara 1 : Yopi Novianti dari staff FB Service

Wednesday, April 3, 2019

Menjadi Tuan Rumah di Negeri sendiri, Menata CBT (Communities Based Tourism) di Kepulauan Riau



Kepulauan Riau yang terdiri dari 2.408 Pulau yang berbatasan dengan beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja. Provinsi ini memiliki 5 Kabupaten dan 2 Kota yang memiliki jalur pelayaran dengan menggunakan Ferry ke Singapura dan Malaysia. Seperti Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun. 4 daerah tersebut sudah memiliki akses yang rutin ke dua Negara tersebut. Dilihat dari arus Kunjungan Wisatawan 2 Negara tersebut juga penyumbang Wisatawan Mancanegara yang terbesar ke Kepulauan Riau.

Apa itu CBT atau Community Base Tourism ??

Pendekatan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan berbasis komunitas (community-based tourism – CBT) sering dipandang sebagai alat dalam pengentasan kemiskinan terutama di negara-negara berkembang. CBT harus memiliki kemitraan yang kuat dan dukungan baik dari dalam dan luar komunitas. Pengembangan CBT ini. Pantin dan Francis (2005:2) menyusun definisi CBT sebagai integrasi dan kolaborasi antara pendekatan dan alat (tool) untuk pemberdayaan ekonomi komunitas, melalui assessment, pengembangan dan pemasaran sumber daya lam dan sumber daya budaya komunitas. Demartoto dan Sugiarti (2009:19) mendefinisikan CBT sebagai pembangunan pariwisata dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sedangkan menurut penulis konsep pengembangan CBT adalah pengembangan pariwisata yang mensyaratkan adanya akses, partisipasi, control dan manfaat bagi komunitas dalam aspek ekonomi, social, budaya, politik dan lingkungan.

Sedangkan Menurut Hudson dan Timothy dalam Sunaryo (2013:139) pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism merupakan pelibatan masyarakat dengan kepastian manfaat yang diperoleh oleh masyarakat melalui upaya perencanaan pendampingan yang membela masyarakat local serta kelompok lain yang memiliki antusias atau minat kepada kepariwisataan, dengan pengelolaan pariwisata yang memberi peluang lebih besar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pariwisata berbasis masyarakat berkaitan dengan adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat sebagai pengelola dalam pembangunan kepariwisataan yang ada.

Berikut Prinsip dasar CBT menurut UNEP dan WTO (2005) ialah :.

1.      mengakui, mendukung dan mengembangkan kepemilikan komunitas dalam industri pariwisata ;

2.      mengikutsertakan anggota komunitas dalam memulai setiap aspek;

3.      mengembangkan kebanggaan komunitas;

4.      mengembangkan kualitas hidup komunitas;

5.      menjamin keberlanjutan lingkungan;

6.      mempertahankan keunikan karakter dan budaya di area lokal ;

7.     membantu berkembangnya pembelajaran tentang pertukaran budaya pada komunitas;

8.     menghargai perbedaan budaya dan martabat manusia;

9.     mendistribusikan keuntungan secara adil kepada anggota komunitas ; dan

10. Berperan dalam menentukan prosentase pendapatan (pendistribusian pendapatan) dalam proyek-proyek yang ada di komunitas.

Sejumlah Wisatawan asal Malaysia sedang menikmati makan malam di Pondok Wisata Selesa (Homestay) Pulau Penyengat

Berdasarkan Prinsip Prinsip tersebut diatas bahwa Provinsi Kepulauan Riau memiliki kekuatan besar untuk di kembangkannya CBT ini. Kepulauan Riau yang mayoritas masyarakatnya Melayu memiliki tradisi dan kearifan local  yang kuat dalam menghargai dan menyambut tamu hal tersebut bisa kita lihat pada tradisi penyambutan tamu dengan tari makan sirih misalnya. Sebuah tradisi yang menggambarkan betapa suka citanya tuan rumah menyambut tetamu dengan suguhan sirih yang melambangkan rasa hormat kepada tamu. Hal lainnya bisa dirasakan ketika kita berkunjung ke rumah rumah masyarakat di Pulau Pulau tatkala waktu kita tidak banyak dan tuan rumah menyuguhkan makanan atau minuman itu wajib untuk cicipi sebab bisa “kempunan” dalam isitilah masyakat disini. Ini menandakan bahwa Masyarakan Kepulauan Riau sangat hormat terhadap tamu yang berkunjung ke rumah atau pun daerahnya.


Produk Produk Wisata yang bisa di kembangkan melalui CBT (Community Base Tourism) ini antara lain :

1.   Kebudayaan dan Kesenian

2.   Kawasan Konservasi Lingkungan Hidup

3.   Peninggalan Sejarah

4.   Agro atau Pertanian


Tanjungpinang dengan Pulau Penyengatnya dapat dikembangkan dengan daya Tarik peninggalan sejarah, Kebudayaan dan Kesenian yang ada. Ini bisa di lihat dari apa yang sudah ada seperti kelompok Masyarkat menjual jasa Pakaian Melayu di Balai Adat dimana para wisatawan dapat mengabadikan momen berphoto di pelaminan ala Melayu yang ada dan juga di beberapa ornament rumah adat. Pasar Warisan dimana masyarakat secara bersama sama mengembakan kawasan di Bukit Kursi melalui pasar kuliner khas tradisional dengan sajian makanan dan minuman yang ada. Pasar ini dilakukan setia
p hari Sabtu dengan berbagai keunikan nya “Nomadic Tourism” atau tempat berphoto yang unik dan menarik. Pokdarwis atau Kelompok Sadar wisata Pulau Penyengat merupakan benchmark yang bisa di jadikan refrensi untuk daerah lainnya di Kepulauan Riau dimana Pokdarwis Pulau Penyengat peringkat ke 5 nasional. 

Baju Melayu menjadi Produk wisata yang dikembangkan oleh Pokdarwis Pulau Penyengat


Di Kabupaten Lingga Pulau Benan masyarakatnya telah memiliki dasar dasar memberikan pelayanan dan dukungan infrastruktur dan program yang telah di buat tahun tahun sebelumnya antar lain telah di bangunnya beberapa homestay, event beberapa tahun yang lalu secara tahunan dengan nama “tour de Benan” dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam mengelola event ini. 




Padang Pasir di Kawasan Busung Bintan yang mampu menjadi destinasi wisata saat ini dan di kelola oleh Bumdes setempat dirasakan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar mulai dari pedagang makan dan minum, petugas parker dan beberapa spot photo.


Sejumlah masyarakat mendapat damfak ekonomi dengan dijadikannya kawasan "padang Pasir" di Busung


Melihat pentingnya menjadikan masyarakat sebagai pelaku dalam pengembangan pariwisata di Kepulauan Riau ini sehingga mampu menjadi motor penggerak ekonomi bagi masyarakat sekitar sambil menjaga kesinambungannya maka perlu di buat sebuah perencanaan dan pemetaan yang terpadu dengan keunggulan dan difrensiasi dan keunikan masing masing daerah di Kabupaten Kota di Kepulauan Riau ini. Memerkuat peran dan Fungsi Pokdarwis di masing masing daerah serta memadu serasikannya dengan BUMDES yang ada. Program dana Desa yang di gelontorkan Pemerintah Pusat bisa dijadikan sebagai rangsangan untuk menata dan mengembangkan Produk Produk Wisata yang berbasis masyakat yang bertunjuan melibatkan peran serta masyarakat secara aktif dan terarah untuk memberikan kenyaman dan kenangan bagi wisatawan yang berkunjung. 
Pemerintah perlu terus menuntun segenap kalangan baik masyarakat, pelaku usaha di destinasi pariwisata untuk terus menumbuh kembangkan kesdaran dalam pembangunan Pariwisata, membentuk dan melatih Kelompok Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), mengarahkan Bumdes untuk mengarap usaha di bidang kepariwisataan serta terus meningkatkan kesepahaman bersama atas pentingnya menjaga kwalitas dan kwantitas destinasi wisata. 



Ayoo sama sama kita perjuangkan agar Masyarakat Kepri menjadi Tuan di Negeri Sendiri melalui Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan




Monday, March 11, 2019

Menawarkan Destinasi Wisata Halal di Tanjungpinang

Pokok Pokok Pemikiran
Menuju Tanjungpinang Destinasi Wisata Halal

oleh : Sapril Sembiring (Ketua Asita Tanjungpinang)

Selayang pandang Wisata Halal
Wisata halal saat ini menjadi tren yang terus berkembang di sejumlah negara tak terkecuali di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam, Indonesia dinilai memiliki potensi jenis wisata itu.
Pariwisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim sehingga pelayanan pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam. Salah satu contoh dari bentuk pelayanan ini misalnya hotel yang tidak menyediakan makanan ataupun minuman yang mengandung alkohol dan memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.
Selain hotel, transportasi dalam industri pariwisata halal juga memakai konsep Islami. Penyedia jasa transportasi wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam pelaksanaan ibadah selama perjalanan. Kemudahan ini bisa berupa penyediaan tempat sholat di dalam pesawat, pemberitahuan berupa pengumuman maupun adzan jika memasuki waktu sholat.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Travel Market di London pada tahun 2007 disebutkan bahwa ada potensi yang sangat besar bagi pariwisata halal dari sisi ekonomi.
Tulisan lain dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh situs web The Economist juga menyebutkan adanya prospek yang cukup besar bagi indsutri pariwisata halal, tidak hanya berhubungan dengan produk halal seperti makanan ataupun minuman non-alkohol tetapi juga pelayanan yang halal terutama yang berhubungan dengan interaksi antara wisatawan laki-laki dan perempuan.
Pariwisata halal dalam artikel yang diterbitkan oleh traveltourismindonesia.com digambarkan tumbuh 100 persen lebih cepat daripada sektor wisata lainnya, mencapai 135 miliar dolar AS nilai pemesanan perjalanan ke luar negeri, diprediksikan akan tumbuh hingga 200 miliar dolar pada tahun 2020.
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia menyatakan siap mempromosikan wisata halal Indonesia di negeri jiran mengingat potensi besar yang bisa digarap dan dioptimalkan. Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno menjelaskan pihaknya siap mengambil bagian untuk mendistribusikan dan mempromosikan wisata halal Indonesia di Malaysia.

Wisatawan muslim jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu, pada 2014 tercatat pengeluaran pasar muslim global mencapai 11 persen dari total pengeluaran wisatawan global secara keseluruhan yang mencapai 142 miliar dolar AS.
Ke depan jumlah itu diproyeksikan naik dua kali lipat pada 2020 dengan jumlah 233 miliar dolar AS atau 13 persen dari total pengeluaran global.

Dikutip dari artikel :
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mozaik/16/09/25/oe201w313-menangkap-tren-wisata-halal

Tentang Tanjungpinang
      Tanjungpinang Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau
      Kepulauan Riau = Bunda Tanah Melayu
      Melayu = Islam, Sesuai dengan pribahasa Melayu yang mengatakan “adat bersanding sara’, dan sara’ bersandingkan kitabullah”. Maksudnya, adat mempunyai aturan yang berdasarkan Islam, sedangkan aturan Islam itu berdasarkan kitab suci al-Qur’an.
      Tanjungpinang memiliki potensi dan produk Kuliner yang luar biasa
      Tanjungpinang Memiliki Produk Kebudayaan dan Situs Situs Sejarah.
      Jumlah Penduduk Tanjungpinang 199.723 dan 78 % Penduduk Kota Tanjungpinang adalah Islam (sumber : Statistik Daerh Kota Tanjungpinang 2015)

Tujuan :
·  Menjadikan Tanjungpinang sebagai Destinasi Wisata Halal dalam rangka menggarap peluang besar pasar Pariwisata Halal Target Pariwisata Indonesia menuju 20 juta Wisman dan 275 juta perjalanan Wisnus pada tahun 2019.
·  Menciptakan Citra Positif terhadap Kota Tanjungpinang
·  Meningkatkan Kesejahteraan rakyat melalui Industri Pariwisata

Sasaran Pengembangan Wisata Halal :
Kuliner - Fashion - Kosmetik

Isu Isu Strategis :
1.    Potensi Pasar Wisata Halal Dunia dan Domestik yang besar
2.    Indonesia dan Tanjungpinang sangat berpotensi menjadi destinasi utama wisata Halal dunia
3.    Langkah terobosan untuk membawa Tanjungpinang menjadi  destinasi wisata Halal

Langkah Langkah Strategis :
1.    Atraksi: Menciptakan dan mengembangkan Icon serta mempromosikan Destinasi Wisata Halal unggulan Kota Tanjungpinang 
2.    Promosi & Aktif melaksanakan “Leadership Initiatives” dalam rangka meningkatkan  Brand Equity Tanjungpinang sebagai Destinasi Wisata Halal baik untuk Wisatawan Mancanegara maupun Domestik
3.    Amenitas: Tersedianya Hotel dan Restoran Halal/tersertifikasi.
4.    Aksesibilitas: Perbaikan dan Peningkatan Infrastruktur untuk keperluan Wisata Halal : Visa,  Informasi, Layanan,  Daya Tarik (Objek) Wisata, Penerbangan Langsung, Musholla, Peningkatan Kapasitas Aksesibilitas 

S




Dialog Interaktif Dinamika di Pro 1 RRI Tanjungpinang membahas tentang Tanjungpinang Destinasi Wisata Halal dengan Narasumber :  
1. Ketua MUI Tanjungpinang, Bambang Maryono.
2. Ketua LAM Tanjungpinang, H Wan Rafiwar.
3. Ketua ASITA Tanjungpinang,Sapril Sembiring
4. Wakil Ketua DPRD kota Tanjungpinang, Ade Angga.
5. Plt. Kepala Dinas Pariwisata Tanjungpinang, Syafarudin.

dengan Moderator Agus Santika 

Senin, 11 Maret 2019 pukul 08.00 hingga 09.00