Total Pageviews

Tuesday, January 11, 2011

"Memperkosa" keperawanan pariwisata Kepulauan Anambas

Membaca judulnya sepertinya orang berpikir bahwa yang menulis artikel ini tidak ada kata kata lainnya untuk mengungkapkan pemikiran yang dimiliki, dan mungkin banyak orang akan terkejut .... Memang sulit untuk bagi saya mencari kata yang paling tepat dalam mengantarkan pemikiran saya untuk menyajikan buah pemikiran ini kepada khalayak ramai. kata perkosa disini saya rasa paling pas buat cerita yang mau saya tuliskan ini.  pelaku pemerkosaan selalu hilang akal sehat nya ketika melihat seseorang yang ingin ia jadikan korban pemerkosaannya baik itu sendiri maupun beramai ramai. apakah korban nanti akan di gilir atau di perkosa secara bersama sama. Ada daya tarik tersendiri yang membuat si pemerkosa sangat bernafsu untuk melakukan tindakan dalam memuaskan dirinya setelah melakukan perbuataany tersebut. Nilai sebuat perawan memang menjadi sesuatu yang berharga dan memiliki cita rasa yang diinginkan banyak orang. "kata perkosa" menjadi yang sangat tepat karena memang pesan yang ingin disampaikan pun ada kesamaan dilakukan dengan paksa pada beberapa unsur dalam kegiatan yang dimaksud, Pemerkosaan merupakan kata yang paling cocok untuk menjadikan khiasan dalam cerita yang ingin saya hantarkan ketengah tengah khalayak ramai yang ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat. Inilah kisah pemerkosaan itu ........

Pesawat foker 50 milik RAL menjadi transportasi vital
Perjalanan saya yang pertama ke Kepulauan Anambas bermula pada saat Bulan Puasa di Tahun 2009 bersama pengusaha dan pejabat tinggi di negeri tercinta ini untuk melihat lebih dekat potensi kepulauan yang baru saja menjadi Kabupaten yang termuda di Provinsi Kepulauan Riau negeri Segantang lada. Perjalanan menuju Tarempa kami tempuh dengan menggunakan pesawat charter dari Bandara Ranai Natuna, pengalaman yang baru pertama sekali menikmati pewawat chater khusus dan bepergian dengan pejabat tinggi, di sambut oleh Pejabat daerah dengan pengawalan yang ketat saya berpikir terkadang bagi saya enak juga ya jadi pejabat. perjalanan udara 45 menit itu
 kemudian di lanjutkan dengan menggunakan boat dengan berkecepatan tinggi yang juga di telah dipersiapakan pemerintah Anambas untuk membawa kami ke Pulau Tarempa ibu Kota kabupaten ini. di Kota ini lah rombongan di jamu di satu ruangan yang sangat sederhana. kesederhanaan itu memang sangat kami rasakan di ruangan pertemuan yang tidak menggunakan AC kata mereka Listrik sering mati dan untung saat itu pemaparan yang di lakukan oleh Sekertaris Daerah (Sekda) bisa menggunakan power point dan infocus. "Luar Biasa" itulah kesan yang bisa saya sampaikan melihat Pulau Bawah yang di photo dari udara, Pantai dengan pasir putih, potensi bawah laut yang memiliki karang dan biota lautnya dengan penyu di salah satu pulau di depan pulau tarempa saya lupa namanya. perjalanan ini pun kami akhiri dengan kembali ke Ranai untuk melanjutkan tugas kami mendampingi sang photographer dari negeri jiran Malaysia untuk menggambar situasi potensi kepariwisataan di Natuna 

Pemandangan Kota Tarempa dari Bukit
Setelah 1 (satu) minggu kemudian Perjalanan saya dan sang photographer ke Kepulauan Anamabas yang kedua adalah khusus untuk memotret dan melihat potensi potensi yang telah di paparkan sebelumnya oleh pejabat negeri itu.
Perjalanan yang memberi hikmah yang besar dan bersejarah bagi saya. perjalanan di bulan ramadahan dengan menjalankan ibadah puasa menambah kekuatan kesabaran dan rasa syukur ku kehadirat Ilahi dengan menikmati indahnya pemandangan di Kepulauan yang masih perawan itu. Perjalanan dimulai menuju air terjun temurun dengan keunikan 7 tingkat.
Air Terjun Temurun di Pulau Siantan
Kampung di pesisir Kepulauan Anambas
Setelah itu menuju pulau dengan pasir putih yang terbentang luas di sela sela perjalanan kami berhenti untuk turun ke laut untuk ber "snorkling" mengapung dipermukaan laut dengan mata tertuju kepada biota laut dan karang karang yang berwarna warni dengan ikan ikan kecil. waow indahnya ikan naimo bermain di rumput laut yang di hiasi karang karang menjadi pemandangan yang mengasyikan. namun sangat di sayangkan rupanya bawah lautnya sudah banyak yang "diperkosa" oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab. menangkap ikan krapu yang harganya mahal itu di lakukan dengan cara menaburkan racun racun untuk membuat mata ikan itu buta sesaat sehingga karang karang laut pun ikut rusak.

Snorkeling menjadi aktivitas yang terpopuler jika di kemas dengan baik
Pandangan bawah laut dengan air yang bening ini menambah pengalaman ku akan kecantikan Kepulauan Anamabas. pemotretan potensi juga dilakukan di bawah air dengan mendatangkan photographer profesional dari Kuala Lumpur yang datang kemudian menyusul kami. itu pun sulit bagi kami untuk mencari pemandu wisata bawah laut ini yang akhirnya ada satu pengelola yang biasa katanya untuk kegiatan bawah laut ini. hasilnya ada beberapa phot yang bagus. sang "diver" menyampaikan bahwa potensi bawah laut di sini bagus khususnya untuk ikan ikan yang besar dengan karang karang keras dengan konstruksi batu karang yang terjal.
Potensi bawah laut Kepulauan Anamabas
namun mereka sangat menyayangkan tidak ada pengelola yang profesional dengan tawaran paket paket yang potensi bawah lautnya sudah di ketahui dengan pasti dengan bantuan alat alat modern dan canggih, sebab pada saat itu sang "captain" boat kami hanya menggunakan sistem tradisional dengan menggunakan pandangan mata "prapat" istilah nya dengan melihat dari sisi sekitar dan menduga duga "kayak nya disini ni tempatnya". 

Nelayan lokal mencari Ikan Krapu
Sejak dini anak anak sudah dilatih untuk hdup di lautan
 

Sun Rise di Kota Tarempa
Hari selanjut nya setelah menyelesaikan sahur di pagi hari dan menunaikan shalat subuh saya dan beberapa kawan dari orang setempat tidak ketinggalan sang photographer yang menjadi tokoh utama dalam perjalanan ini kami langsung mempersiapkan segala sesuatu untuk berlayar menuju Pulau Letung. dengan menggunakan kapal kayu yang sehari harinya dilakukan untuk menangkap ikan di perairan laut Cina Selatan oleh nelayan setempat kami pun berangkat
  

Peternakan sapi di Pulau Jemaja
Perjalanan dengan jarak tempuh lebih kurang 4 jam itu memperlihatkan kepada kami keperawanan pantai pantai dengan pasir putih yang membentang luas dengan latar belakan bukit bukit nan hijau membuat kami sangat tertegun melihat pemandangan itu 
 
Padang Melang yang lebih kurang memiliki pantai yang panjangnya 7 KM. Dibutuhkan perusahaan konsorsium untuk membangun pantai ini. perjalanan kami teruskan menuju ke letung di sinilah pusat keramaaian pulau Jemaja ini yang di memiliki atraksi wisata "Gobang" suatu atraksi yang memiliki nilai magis. theaterikal dengan iringan musik musik tradisional pertujukan ini pernah saya lihat sebelum pada pertunjukan kesenian di Kota Tanjungpinang. Potensi agro dan peternakan menjadi daya tarik di pulau Jemaja ini dengan ketersedian lahan dan tanah yang subur, sawah sawah dengan padi yang sedang menguning menjadi pemandangan yang juga sapi sapi berkeliaran di pematang sawah. air terjun juga ada di Pulau ini.
Pantai Padang Melang di Jemaja memiliki panjang + 7 KM
Kami menghabiskan waktu hingga malam setelah berbuka puasa dan berisitirahat hingga selesai shalat isya kami mengarungi laut nan gelap dengan goyangan ombak ombak hingga kami pun tertidur sesekali kami terbangun karena lantai tempat kami berbaring panas disebabkan mesin yang terus berdengung berada di bawahnya. rasa kantuk ku hilang dan aku pun duduk di sebelah sang nahkoda untuk melihat apa yang dia lakukan di tengah malam yang gelap itu. GPS yang setia menemaninya untuk membawa kami ke Pulau Bawah. 3 buah pulau yang di hubungkan dengan pantai pasir putih. Disaat matahari mulai hendak terbit kami pun tiba di Pulau Bawah. kesempatan bersnorkling jebuuur...aku terjun untuk melihat bawah lautnya .... keren keren keren ... 

Pulau bawah di photo melalui udara (photo Bappeda KKA)
Pelabuhan kayu di Pulau Bawah
capek perjalanan pun hilang. perjalanan kami pulang higga tiba kembali di Kota Tarempa sore hari.
Istirahat malam itu memang nikmat setelah lebih kurang 32 Jam "islands tour" .

Menikmati dinginnya air terjun Temurun
Perjalanan saya ketiga ke Anambas tahun 2010 Bulan Mei. 22 wisatawan asing yang saya bawa adalah orang orang yang pernah mengungsi di Kepualaun Anambas dari Vietnam, namun sekarang mereka sudah sukses dan hidup tentram di beberapa negara di Amerika dan Eropah. Perjalanan ini bermula saat saya menjemput mereka di salah satu hotel di singapore. bermalam di Hotel di Tanjungpinang kemudian esoknya dengan menggunakan pesawat foker membawa kami terbang dari Bandara Raja Haji Fisabilliah menuju Palmatak Rombongan ini khusus ingin menikmati dan bernostalgia mereka ingin melihat langsung beberpa daerah yang mereka pernah alamai sewaktu mengungsi dahulu. beberapa dari mereka menetaskan air mata saat mereka berziarah di makam makam yang menurut mereka teman dan kerabat kerabatnya pada saat itu. rasa empati dan duka cita terlihat dari raut wajah mereka. Dua suasana yang berbeda yang dirasakan saat dahulu mereka mengungsi dan saat mereka berwisata. 

Makam bekas pengungsi Vietnam di Pulau Kuku
Perjalanan berziarah itu kami selingi dengan menikmati "keperawanan" Pulau Dewate walaupun dengan hanya makan siang dengan mie goreng semua wisatawan merasa senang di tambah lagi air kelapa muda. hmmmm  nyammiiiii.......
Birunya laut dan pesona alam membuat waktu tidak terasa hingga petang pun tiba hingga kami harus kembali ke Kota Tarempa. We miss you Anamabas.........


Dari 3 (tiga) kali Perjalanan saya ke Kepulauan Anamabas timbulah hasrat untuk "memperkosa" keperawanaan pariwisata nya. Melalui tulisan ini di harapakan ada akselerasi atau percepatan pembangunan aksesebelitas dari dan ke Kepulauan Anamabas. harapan ku dengan perkosaan ini aku berharap sang korban juga merasa senang dan tidak menuntut ku atas perkosaan yang dilakukan. 
 
Pemerkosaan Pertama Percepatan Pembangunan Aksesebelitas :
·                    Bandara dan penerbangan yang memadai
·                    Transportasi laut yang nyaman

"Pemerkosaan" Kedua Peningkatan pengelolaan Sarana dan Prasarana yang memenuhi standar pasar
·                    Akomodasi yang sesuai keinginan pasar
·                    Sarana Makan dan Minum yang harusnya makanan laut itu murah
·                    Peralatan Menyelam, Memancing, snorkling
·                    Ketersedian akses internet dengan mudah
·                    Sarana Listirik yang normal
·                    Sarana Souvenir

"Pemerkosaan" Ketiga Peningkatan Kesadaran Masayarakat akan Pariwisaata
·                    Menciptakan Sapta Pesona : Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Terkenang

"Pemerkosaan" Keempat : Kebijakan Pemerintah
·                    Kebijakan mempermudah dan insentif investasi sebab sangat diharapkan investasi yang besar untuk membangun sarana dan prasaran diatas
·                    Aparatur pemerintah yang memiliki kepemahaman dan sinergisitas pembangunan pariwisita
·                    Menumbuhkan dan memotivasi pelaku pelaku kepariwisataan
·                    Anggaran untuk pengembangan kepariwisataan

"Pemerkosaan" Kelima Lakukan Promosi

·                    Familiarization Trip
·                    Promosi melalui Dunia Maya
·                    Membentuk Konsortium Travel Agent
·                    Melakukan event event Atraksi wisata yang sesuai demand (interactive tourism

Mudah mudahan upaya upaya "pemerkosaan" diatas dapat menjadikan Pariwisata Kepulauan Anamabas di kenal dan menambah minat  wisatawan untuk mencicipi kenikmatan yang dimiliki.



Pantai Penjalin

Penyu di Pulau Durai

Pantai Penjalin

Pantai Dewate