Total Pageviews

Sunday, January 30, 2011

Meretas belenggu batas wilayah di Pulau Bintan

Photo ; http://belajartelekomunikasi.wordpress.com
Akhir akhir ini batas wilayah menjadi hal yang hangat di bicarakan diPulau Bintan, Batas wilayah Kota Tanjungpinang dengan Kabupaten Bintan yang menjadi perdebatan oleh kedua pemerintah yang ada di Pulau Bintan ini. Saya sendiri tidak begitu memahami mengapa perdebatan ini terjadi namun saya merasa ini akan berdampak dalam mengembangkan kepariwisataan di Pulau yang memiliki banyak potensi dan daya tarik wisata. Bagi pelaku usaha pariwisata batas wilayah sama sekali tidak ada dan tidak boleh di batas batasi, batas batas ini akan menjadi kendala bagi pelaku usaha dalam memasrkan produk produk wisata kepada calon wisatawan.

Potensi yang ada di kedua wilayah ini menjadi kekuatan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik itu yang datang dari luar negeri maupun yang datang dari luar Pulau Bintan. Kabupaten Bintan dengan potensi Kawasan Wisata Lagoi dan Trikora dengan core wisata Pantai dan Golf, Tanjungpinang dengan wisata sejarah, budaya, kuliner dan belanja.

Dari potensi potensi itu sulit bagi pelaku usaha pariwisata untuk memilah milah kan secara ke wilayahan karena permintaan pasar sering meminta lintas batas. Contohnya saja wisatawan yang suka berpetualang atau sering disebut “backpackers” yang kebanyakan masuk melalui pelabuhan Sri Bintan Pura yang berada di wilayah Kota Tanjungpinang dengan tujuan untuk menikmati alam laut di wilayah Trikora yang secara ke wilayahannya adalah wilayah Kabupaten Bintan. Biaya transportasi untuk seorang wisatawan itu untuk menuju ke destinasi ini harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menuju ke kawasan pantai Trikora lebih kuran Rp. 150.000 sampai Rp, 200.000 untuk biaya satu kali jalan dari pelabuhan menuju Trikora. Jika di bandingkan dengan harga akomodasi di Trikora bisa hamper 2 kali harga taksi yang mereka harus bayar. Pertanyaannya kenapa tidak ada transportasi mudah dan murah untuk perjalanan itu. Disisi lain pemerintah selalu mengklaim indikator keberhasilan pariwisata dari data yang di terima dari pihak imigrasi di pelabuhan dengan data kedatangan warga Negara asing yang kita belum tau tujuan nya apakah bekerja atau berwisata. Sementara tujuan pariwisata itu ada mensejahterakan masyarakat. Kita seharusnya tidak bangga dengan kunjungan wisatawan yang tinggi namun kita akan bangga apabila terciptanya lapangan kerja, meingkatnya ekonomi kecil dan menengah, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan lain lainnya

Pengalaman lain Saya berkaitan dengan batas wilayah ini pernah terjadi di saat ada kegiatan ekspedisi berkeliling pulau Bintan dengan menggunakan Kayak yang di ikuti oleh wisatawan dari Singapura. Dalam kegiatan ini saya sengaja mengarahkan para peserta ekspedisi untuk berkemah menginap di Pulau Penyengat dengan keunikan sejarah dan Budaya namun hal itu tidak berjalan lancar berhubung adanya birokrasi birokrasi batas wilayah

Pengalaman Pengalaman lain yang pernah Saya alami di saat melakukan upaya promosi yang sering menghadapai kendala birokrasi batas wilayah, pada saat mempromosikan event event dan juga penentuan tanggal event serta jenis event yang si laksanakan. Sangat jarang terjadi di saat Kabupaten Bintan melaksanakan event pariwisata melibatkan pelaku usaha di Kota tanjungpinang dan sebaliknya melibatkan pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bintan untuk event yang di taja oleh Kota Tanjungpinang

Mengapa wilayah menjadi kendala ? mengapa birokrasi itu selalu mempersulit ? mengapa kebijakan lintas batas sulit di koordinasikan ? mengapa ke egoan wilayah selalu di pertahankan ? mengapa oh mengapa ???

Saat nya Pemko Tanjungpinang dan Pemkab Bintan bersatu dalam Pariwisata dan itu terwujud saat perhelatan “Tour De Bintan” yang memapu mendatangkan lebih dari 500 orang wisatawan asing yang menikmati alam dan cuaca Pulau Bintan ini dengan bersepeda.

Disisi lain Pelaku Usaha perjalanan Wisata akan menjual paket dengan durasi waktu yang berbeda beda dengan menjual atraksi wisata yang ada di Lagoi dengan menginap di Kota Tanjungpinang dan begitu juga sebaliknya wisatawan yang menginap di Lagoi ataupun Trikora dapat berkunjung ke Pulau Penyengat atau Senggarang, Melihat benda benda bersejarah di Museum Kota Tanjungpinang.

Perlu banyak lagi yang perlu kita benahi dan perbaiki….semoga perbedaan perbedaan tidak membuat kita menjadi berbeda dan beselisih

Kita Bersatu di dunia Pariwisata