Captain |
Sang Mentari belum menampakkan wajahnya karna pagi itu memang cuaca agak sedikit mendung. Langkah kami hentikan sejenak untuk menikmati sarapan pagi di Desa Gesek yang terkenal dengan Otak Otak khas Bintan dan Juga Nasi Lemak. Kendaran pun di parkir di depan Kedai Kopi "Hindy" yang biasa kami singgahi apa bila melakukan perjalanan menuju Utara Pulau Bintan maupun ke arah Timur. Dengan secangkir Kopi Susu dan Nasi Lemak di tambah lagi Udang Goreng Tepung menghiasi nikmatnya pagi itu .... suguhan otak otak panas menjadi penambah lengkapnya sarapan pagi ku. hmmm terhenti sejenak ...ada telpon orang menagih (invoice)...hahahaha....
Ada pernah Ku dengar bak orang Bule bilang ..."Kesuksesan Hari itu tergantung bagaimana Anda Sarapan". Mungkin ada benarnya juga pepatah orang bule itu ...
Setelah menyelesaikan Sarpan pagi nan Nikmat itu kami langsung menuju desa Malang Rapat, disana telah menunggu sang Captain dengan 2 orang ABK kapalnya. Kapal pun di persiapkan untk membawa kami mengarungi Laut Cina selatan yang pada musimnya memang cukup membuat kita tertantang dengan ombak ombak yang terkadang membuat orang bisa bercerita panjang. alunan aluna ombak mulai terasa sehingga ku coba untuk membaring diri yang membuat ku terlali dengan hembusan angin laut yang segar .....
Lebih Kurang 1 jam 10 Menit kami tiba di Pulau yang sepi dan damai. Kapal Pun di tambatkan di pelabuhan yang cukup permanen dan nyaman. Momen ini ku abadikan dengan kamera pocket dalam benak ku ...rasanya kepingin punya rumah di pulau ini untuk berwakhir minggu ....
Sudut pulau Mapur nan Damai |
Anak anak di Pulau Mapur |
Menurut masyarakat di sana pulau Mapur ini di Huni sejak lebih kurang Tahun 1960 (nggak yakin, mungkin lebih awal lagi ) gitu lah ada 2 rumah saja pada awalnya dan sampai saat ini ada 240 an KK yang tinggal yang mayoritas adalah Nelayan. Kehidupan yang dinamis, rukun dan harmonis bisa Ku rasakan sapaan dari masyarakat setempat kepada captain kapal kami menandakan begitu hangat terasa. senyuman anak anak yang bermain kelereng dan juga kaum Bapak Bapak yang sedang asyik mempersiapkan "bubu" (alat untuk menangkap ikan). Rumah rumah sederhana di bawah pohon kelapa yang melambai lambai seolang menyambut kedatangan kami di Pulau itu
Pak Maman asal Sunda yang puluhan tahun tinggal dan menetap di Pulau Mapur, bak pepatah Asam di gunung ikan di laut ... |
Setelah mencari Sepeda motor pinjaman kami pun menelusuri jalan yang sebagian sudah di semenisasi dan paving block kami pun menuju Kampung Bebak. Jalan yang hanya bisa di lalui sepeda motor itu memberikan inspirasi ....(ECO CHALLENGES) sambil di perjalanan aku berpikir Pulau ini bisa menjadi berbagai kegiatan yang menarik bagi wisatawan ....
Pantai di Kampung Bebak |
Tiba di Kampung Bebak hamparan pantai dengan pasir Puith dengan air laut yang bening menjadi sajian pemandangan di tambah lagi hamparan pohon kelapa menjadi pemandangan yang berkesan. Suguhan kelapa muda yang segar menjadikan perjalanan ini menjadi berkesan bagi kami ...ketika aku bertanya berapa bayarnya bu....jawabnya tak usah bayar ...asik gratis ......inilah keramahan budaya timur ......... i love it
Kelapa Muda ala Gratis |
Hari Menjelang siang kami pun bergegas kembali menuju pusat desa, disana telah menunggu ikan bakar, asam pedas dan ikan goreng .....hmmmmm nikmatnya siang itu walau dengan penyajian sederhana di tambah tiupan angin menjadikan siang yang berkesan.... dan Aku lah orang yang paling terakhir selesai menyantap hidangan hidangan yang ada ....
berharap kembali ke Mapur dengan berbagai konsef di dalam pikir ....semoga apa yang ada dalam benak pikir ini akan menjadikan Mapur Berkilau bak Permata ......
Salah satu resort di hamaparan Laut Cina Selatan |