Total Pageviews

Tuesday, December 20, 2011

Wisata Kuliner di Kota Gurindam

Keunggulan Kota Tanjungpinagn bukan hanya bisa dirasakan melalui kekhasan budaya dan seni saja namun keanegaraman makanan merupakan daya tarik tersendiri yang bisa di nikmati di Kota yang berjulukan Kota Gurindam Negeri Pantun ini. Sajian makanan yang mengundang selera tersaji di berbagai lokasi yang ada di daerah ini baik yang dikemas secara tradisional maupun modern. Makanan dan minuman yang dikemas bisa saja berbahan baku dari hasil laut, tumbuh tumbuhan maupun dari hasil olahan ternak seperti ayam atau sapi.Berbagai lokasi dari aktu ke aktu telah menjadikan tempat tersebut menjadi kawasam kuliner yang budah bagi banyak orang untuk menemukan berbagai sajian dengan cita rasa yang berbeda. Berikut beberapa tempat pusat kuliner maupun jajanan yang ada di sekita Kota Tanjungpinang 

Akau Potong Lembu
Akau Potong Lembu dari namanya mungkin kita bingung kok tempat makan namnya potong Lembu, adalah ikon kuliner yang mesti Anda kunjungi selama berada di Tanjungpinang. berbagai menu lokal yang khas mulai dari aneka masakan seafood, Chinese food hingga berbagai sajian khas Melayu tersedia di sini. Lokasi tempat makan yang terbuka ini mulai ramai dikunjungi saat menjelang malam. Namun tempat ini sejatinya sudah mulai beraktifitas, sejak pukul 16.00 WIB dan biasanya tutup pukul 00.00 WIB bisa bisa samapai pukul 02.00. Lokasinya mudah ditemui, dari Pelabuhan Sri Bintan Pura dapat dijangkau dalam hitungan menit. Untuk menuju ke lokasi ini Anda dapat menggunakan sarana transportasi taksi, ojek atau meminta bantuan pihak hotel yang memiliki layanan transportasi lokalnya. Sejak lama, sentra kuliner ini dikenal luas tidah saja pencinta kuliner local tetapi mancanegara. Umumnya mereka terkesan karena makanannya yang beragam dan enak serta suasananya yang khas dan nyaman. Makanan yang yang bisa di pesan berupa seafood, nasi goreng, asam pedas, sate dan masih banyak lagi. Jangan lupa untuk mencoba soup ikan atau asam pedas nya

Melayu Square
Sentra kuliner bernama Melayu Square ini berada di kawasan Tepi Laut yang hanya berjarak tidak lebih darisatu kilometer dan Pelabuhan Sri Bintan Pura. Melayu Square dikenal sebagai pusat jajanan Melayu seperti laksa, teh tarik, gonggong rebus, sup ikan, ikan asam pedas, ikan bakar danpenganan local khas lainnya. Sangat direkomendasikan untuk dikunjungi, terutama bagi Anda pencinta kuliner dan penikmat suasana tepi laut. Mulai buka sejak sore, kawasan ini mengakhiri aktifitas sekitar pukul 12.00 malam. Anda akan menikmati hidangan di udara yang terbuka dengan angin laut yang berhembus sepoi sepoi Teh Tarik menjadi minuman yang paling di gemari masyarakat setempat juga pendatang
Jam Buka : 17.00 hingga larut malam
Makanan Populer : seafood
Minuman Populer : Teh Tarik

Meja Tujuh
Dari namanya memang agak unik, seolah olah hanya ada tujuh buah meja, Terletak di jalan kawasan Jalan Tugu Pahlawan, Meja Tujuh termasuk ikon kuliner Tanjungpinang yang ramai dikunjungi. Mulai buka sejak sore hingga tengah malam, Meja Tujuh terkenal karena sajian masakan seafood-nya yang bercitarasa khas. Namun kalau Anda kurang menyukai makanan laut tak perlu khawatir karena di tempat ini, Anda juga dapat menjajal rupa-rupa masakan Chinese food dan Melayu. Umumnya, kedai-kedai yang ada selain menempati ruko-ruko di sepanjang kanan dan kiri jalan, sehingga sambil menyantap hidangan kesukaan, Anda bias meninkmati hingar-bingar suasana malam Kota Tanjungpinang.

Jalan Bali
Di sekitar kawasan Jalan Bali ini terdapat sebuah gerai atau kedai yang menjajakan berbagai macam kue, panganan dan makanan ringan yang di suguhkan kepada para pembeli, Kue Lumpur, epok epok, kue bingke, tepung gomak,  dan masih banyak lagi kue kue yang tersedia disini. Gerai ini selalunya di buka pada jam 14.00 hingga pukul 18.00 petang untuk yang pagi hari sebuah kedai yang berlokasi tidak jauh dari lokasi ini sebuah Gerai yang diberinama “Kedai Kopi Penyengat” juga menjajakan berbagai macam kue dan panganan lokal juga yang buka dari jam 07.00 hingga petang

Rumah Makan Melayu Sarbana
Tempat makan yang sederhana yang terbuat dari kayu bulat dan tediri dari beberapa bangunan yang terpisah pisah ini berlokasi di daerah Kampung Bulang. Berdiri diatas lautan yang dikenal dengan daerah sungai Carang. Rumah makan ini menyajikan berbagai makanan khas masakan melayu dengan bahan baku seafood, menu favorit di sini ialah Ikan Sembilang Asam Pedas, Sotong Masak  itam, Kepiting saus, Gonggong dan banyak lagi pilihan
Banyak tamu yang kami bawa kesini memberikan komentar yang sangat positif dan beberapa diantaranya ingin kembali lagi ke rumah makan ini
Buka : 10.00 hingga 21.00
Makanan Favorit : Ikan Asam Pedas (Sembilang / Ikan Merah), Sotong Masak Hitam

Soup Ikan Aulia
Rumah makan ini tidak begitu besar dengan menempati sebuah ruko lantai dasar saja yang berlokasi di Batu 4 menjadi lokasi makan siang yang mampu memanjakan lidah Anda, dengan menu khas Soup Ikan merah kadang kala Anda boleh meminta tambahan telur ikan sebagai tambahan menu makan siang Anda, Rumah makan ini hanya bka di siang hari, hidangan makan siang Anda bisa semakin nikmat dengan makanan penutup berupa kue khas Bingke Bakar yang biasanya tersaji di meja makan dan juga gurihnya peyek kacang
Buka :10.00 hingga 16.00
Makan Favoorit : Soup Ikan

Restaurant Seafood
Tanjungpinang memang sangat dikenal dengan berbagai restaurant seafood yang terdapat di beberapa titik, masing masing restaurant memiliki kekuatan dan cita rasa masing masing, beberapa restaurant sefood dengan kapasitas tempat duduk yang besar antara lain : Restauran Seafood Shangrilla, Restaurant Nelayan, Restaurant Sei Nam, dan masih banyak lagi

Otak-otak
Otak otak adalah makanan khas Tanjungpinang dan Kepri. Otak-otak dibuat dari daging ikan yang dihaluskan dan dibumbui. Kemudian daging ikan tersebut dibungkus atau dibalet dengan menggunakan daun kelapa, lalu di bakar. Dan siap di santap….
Otak otak banyak di jumpai di tepi jalan menuju pelabuhan dan juga sering tersaji di berbagai rumah makan dan restaurant khususnya yang menjual makanan hasil laut

Nasi Lemak
Nasi lemak adalah Nasi yang dimasak dengan campuran santan lalu dibungkus menggunakan daun pisang, dengan irisan timun, teri kering kecil (ikan Tenggiri), kacang goreng, telur rebus, dan saus pedas panas (sambal) pada intinya. Makanan ini disajikan di meja makan di kedai kedai kopi di sekitar Tanjungpinang yang sering di konsumsi oleh masyarakat setempat untuk sarapan pagi. Nasi lemak terkadang di makan dengan campuran telur atau ikan teri atau masyarakat setempat menyebutnya ikan bilis. Nasi lemak biasanya di bungkus dengan menggunakan daun pisang. Anda disarankan untuk bertanya kepada penjual karena sajian Nasi Lemak dan nasi dagang hampir mirip dari segi bungkus karena sama sama menggunakan daun pisang
Jam Buka kedai Kopi : 07.00 hingga 17.00
Lokasi : Jalan Merdeka, Jalan Bintan, Pasar

Mie Lendir
Mie lendir adalah mie rebus yang disiram  kuah kacang, mirip dengan kuah sate tetapi berbeda dalam rasa. Di Tanjungpinang, Mie lendir sangat Populer dan menjadi salah satu menu sarapan favorit dapat di temui di berbagai kedai kopi
Lokasi : Jalan Bintan, Bintan Center

Gonggong
Gonggong biasanya disajikan dengan direbus dan dimakan bersama-sama dengan saus khusus yang memiliki aroma khas. Kunjungan Anda di Tanjungpinang tampak tidak terasa lengkap, terutama bagi pecinta kuliner, jika tidak mencicipi makanan ini khusus. Gonggong adalah makanan dari hasil laut yang memilii nilai protein yang tinggi, banyak orang orang lokal mengakui setelah memakan gonggong akan meningkatkan semangat untuk membuat anak. Gonggong dapat ditemukan di berbagai restaurant seafood, akau, dan Melayu Square

Ikan Asam Pedas
Makanan ini dikenal memiliki aroma yang baik dengan kuah kaldu merah dan pedas. Rasa pedas yang berasal dari cabai paprika putih dan jahe dicampur menjadi satu, dipastikan lidah Anda pada waktu Anda mencicipinya akan terasa nikmat.

Roti Prata
istilah roti prata biasanya berasal dari tepung yang dicampur air lalu digoreng dengan minyak yang sedikit dan tipis seperti dadar telur. Roti Prata tersebut biasanya dimakan dengan kuah kari ayam.

Teh Tarik
Teh tarik ini sama dengan teh susu, tetapi dalam penyajian nya sangat beda, yaitu sebelum di hidangkan teh susu ini di pindahkan ke gelas yang lain sampai beberapa kali, sehingga teh tersebut memiliki gelembung-gelumbung udara… Teh tarik ini bias dicampur dengan es batu sehingga pas saat di damping dengan makanan nasi Lemak dan sebagainya

Tuesday, December 13, 2011

Bunda Tanah Melayu – Benteng Jati Diri Anak Negeri

 (catatan perjalanan "fam trip" di Kabupaten Lingga oleh Sapril Sembiring)

Perjalanan ke Lingga di lalui dengan menggunakan sebuah kapal yang berkecepatan tinggi dengan jarah tempuh lebih kurang 4 jam. Untaian pulau pulau sekitar yang bertebaran di sepanjang jalan menuju daerah ini menjadi pemandangan yang mengesankan ditambah lagi kelong kelong “alat tangkap ikan yang berbentuk rumah di bentangan laut nya yang bening turut menjadi daya tarik pandangan mata  dari kapal yang ditumpangi oleh para peserta dan undangan yang mengikuti acara Lawatan Sejarah dan Gelar Budaya Melayu Kabupaten Lingga

Lawatan Sejarah dam gelar Budaya Melayu Kabupaten Lingga merupakan acara yang di prakarsai oleh Pemereintah Kabuptan Lingga melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata . Kegiatan ini bermula dari acara penyambutan di Pelabuhan Tanjung Buton.
Sambutan “tebar beras kunyit’” dan sajian kompang mengawali sambutan masayarakat negeri itu kepada seluruh tetamu yang datang yang baru saja menginjakkan kaki nya di Bunda Tanah Melayu iringian para tetamu pun di sambut dengan sebuah atraksi silat yang menggambarkan kemeriahan dan rasa senang bagi masyarakat setempat atas kunjungan para tetamu
Para tetamu di ajak menuju sebuah bangunan besar yang disana sudah menunggu Bupati dan para pejabat daerah Kabupaten lingga yang dengan hangat menyalami satu persatu tetamu yang datang. Sugguhan makanan ringan menemani para tetamu sambil mendengarkan Bupati Lingga H. Daria menyanyikan lagu Lingga ...... yang merupakan buah hasil karya beliau dibantu dengan beberapa seniman dan penyanyi lokal dari Kabupaten Lingga
Tidak begitu lama para tetamu kemudian di arahkan menuju lapangan Hang Tuah untuk mengikuti prosesi “tepuk tepung tawar” , bagi masyarakat setempat tepuk tepung tawar ini merupakan ritual untuk menyambut tamu dengan hati yang suci dan memohon keberkahaan
Selanjutnya hidangan berupa kue kue lokal dengan minuman khas lokal menjadi santapan yang nikmat yang mempu menghilangkan rasa penat tetamu yang sudah menempuh perjalanan panjang dari daerah asalnya. Tetamu yang hadir ada yang dari Singapura, Malaysia, Brunai, Pekan Baru, Selat Panjang, Jakarta, tanjungpinang dan Kalimantan.
Setelah beristirahat sejenakbersihkan diri di Hotel yang sudah dipersiapkan oleh panitia peserta kemudian di suguhkan dengan hidangan makan malam dengan menu yang khas dengan cita rasa Melayu. Berbagai masakan khas di sajikan di meja prasmanan yang telah tersusun rapi untuk di santap yang mampu meberikan nuansa kembali ke kampung begitulah beberapa peserta terkesan .


Seorang pembawa acara tampil diatas panggung dengan logat Melayu yang kental sang pembawa acara mengundang semua tetamu untuk mengambil tempat di panggung yang sudah dipersiapkan, humor dan pantun yang sangat menghibur di sajikan oleh sang pembawa acara yang membuat acara itu menjadi semarak
Dalam Laporannya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bapak Djunaidi Ajam menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan semangat Kabupaten Lingga untuk menjadi “Bunda Tanah Melayu”. Acara Lawatan Sejarah dan Gelar Budaya Melayu Kabupaten Lingga 2011 di ikuti oleh peserta dari Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Pekan Baru, Kalimantan dan Tanjungpinang.
Bupati Lingga Bapak H. Daria dalam sambutan sekapur sirihnya menyampaikan Pemerintah Kabupaten Lingga senantiasa berupaya dan bekerja keras agar prediket Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu tersebut semakin kuat-kawi dan diakui secara luas. Seminar bersempena helat bertajuk “Lawatan Sejarah dan Gelar Budaya” yang dilaksanakan pada tahun 2011 ini diharapkan menjadi peristiwa penting dalam upaya menegaskan dan mengukuhkan Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu. 
Sajian kesenian menjadi hiburan yang menambah semaraknya acara tersebut di tambah lagi sajian kesenian “Joget Dangkong” yang di bandu oleh seorang “Bapok” yang kocak dengan lagu dan goyangnya membuat para tetamu yang hadir terpingkal pingkal ketawa. Tanpa terasa malam semakin larut dan akhirnya acara pembukaan pun telah selesai yang waktu nya untuk beristirahat


Pagi itu cuaca agak mendung suasana alam yang segar dengan pemandangan gunung Daik yang konon bercabang tiga namun telah patah satu yang sering dikenang orang melalui pantun

Pulau pandan jauh ke tengah
Gunung Daik Bercabang tiga
Hancur badan di kandung tanah
Budi Baik di kenang jua

Begitulah orang orang mengenang gunung Daik ini yang menurut legenda setempat bahwa Pulau Pandan itu merupakan patahkan cabang tiga gunung tersebut.  Keindahan alam dengan bentangan bukit yang masih hijau dan udara pagi yang segar menjadi hidangan mata yang memberikan ketenangan hati. Di sebuah kedai kopi di pinggiran sungai Lingga menjadi tempat kami untuk menikmati sarapan pagi secangkit kopi dan “kwe tiaw” goreng menjadi hidangan yang kami santap pagi itu. Kami yang tergabung dalam satu rombongan “Media dan Travel Agent Fam Trip” memang terpisah dari jadwal yang utama bagi para sejarahwan, seniman, pelajar dan tokoh tokoh masyarakat dimana khusus bagi mereka jadwal pagi itu akan mengikuti seminar di Balairung Seri yang lokasinya bersebelahan dengan lokasi situs Istana Damnah, sedangkan rombongan kami akan mengunjungi objek wisata desa Resun.



Desa Resun sebuah desa yang terletak di utara Pulau Lingga yang berjarak tidak jauh dari Kota Daik dengan jarak tempuh lebih kurang 30 (tigapuluh ) menit. Di Desa ini kami mengunjungi keindahan alam yang dimiliki Kabupaten lingga yaitu Air terjun Resun. Suara gemuruh air memecah keheningan hutan yang di tumbuhi pepohonan yang rindang. Kebeningnan air nya menggoda kami untuk segera turun dan menikmati kesegaran air yang berasal dari gunung Resun. Keindahan alam yang alami sangat terasa di kawasan ini hanya ada beberapa gubuk atau pondok dan sebuah bangunan toilet yang sudah di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Lingga. Menurut pemandu wisata lokal bahwa air terjun resun ini sudah dikenal sejak lama dan sering di selenggarakan event tahun “mandi Syafar” yang menurut masyarakat setempat merupakan ritual yang mampu menjauhkan diri dari bencana dan keburukan. Beberapa dari peserta menyempatkan diri untuk berenang dan menikmati segarnya air asli pegunungan itu.

Matahari sudah mulai tegak di atas kepala sehingga kami pun menuju ke kawasan Istana Damnah sebab di lokasi ini kami dijadwalkan untuk makan siang. Sajian makan siang pun sudah dipersiapkan dengan gaya melayu kuno yaitu “Makan Berkas” yang hal ini sudah jarang di lakukan orang. Sajian makan yang terhidang secara “lesehan” dengan jumlah sajian makan untuk jumlah 5 (lima) orang di gelar di lantai yang beralaskan karpet dan permadani, sekitar 50 berkas atau untuk kapasitas 250 orang makan siang telah tersaji di replika Istana Damnah dengan hiasan kain di dinding dengan warna khas Melayu yaitu Kuning, Merah dan Hijau. Makan siang pun terselesaikan dengan baik dan nikmat yang memberikan kesan tersendiri begitu indahnya adab yang diajarkan oleh para leluhur leluhur yang terdahulu, dalam makan pun ada adab nya.



Program Fam Trip pun di lanjutkan dengan mengunjungi situs Istana Damnah yang lokasinya hanya 50 Meter dari lokasi seminar dilokasi ini masih terlihat pondasi bekas bangunan istana damnah yang pada zamannya sangat memiliki peran penting yang sering digunakan Sultan untuk pertemuan dan acara acara kerajaan. Namun kondisi saat ini yang bisa terlihat hanya pondasi dan bekas tangga depan istana karena bangunan atasnya dahulu terbuat dari papan dan kayu. Di lokasi ini seorang pramuwisata lokal menjelaskan sejarah dan cerita tentang kemegahan dan peran bangunan itu. Perjalanan kami lanjutkan menuju pelabuhan Tanjung Buton untuk menuju ke Pulau Mepar sebuah pulau yang saat ini sedang di gesa dan di kembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga sebagai Desa Wisata. Perjalanan menuju desa ini di tempuh dengan menggunakan “pompong” sebuah perahu kayu dengan mesin dengan jarah tempuh lebih kurang hanya 8 menit saja dari Pelabuhan Tanjung Buton di Pulau Lingga. Sesampainya kami disana kebanggaan kami rasa kan karena di sambut seperti paduka raja atau bangsawan karena di pelabuhan itu sudah berdiri 14 orang ibu ibu dengan senyuman dan semangat yang tinggi menabuh kompang yang dengan suka cita menyambut rombongan yang datang ke negerinya. 


 

Sekumpulan anak anak dengan senyuman dan keceriaan terpancar di wajah mereka turut berbaris di sisi kiri dan kanan jalan menuju desa menyambut kedaatangan para tetamu. Suara gemuruh kompng yang terus menerus mengiringi perjalanan bersaut sautan dan atraksi silat yang diiringi suara gendang dan gong pun menghadang perjalan kami untuk menunjukan bunga bunga silat yang di miliki oleh seorang pemuda yang gagah dan berani. Dengan gerak dan langkah yang lembut namun kokoh dipertunjukan kepada tetamu sebagai rasa sukacita dan menunjukan kepada tetamu rasa aman dan nyaman begitulah yang dirasakan oleh tetamu yang datang.

Mengunjungi makam dan benteng di pulau ini menjadi beberapa aktifitas yang bisa di lakukan, di sisi lain ada atraksi yang menarik yaitu melihat prosesi “ikan tamban salai” yaitu menjadi kan ikan salai dengan cara memanggang dan mengasapi ikan ikan tamban. 

Seorang ibu separuh bayu di depan perapian dengan barisan ikan ikan tamban membolak balikan ikan ukan yang sudah di tusuk dengan kayu. Proses pengasapan biasanya memakan waktu berjam jam yang apinya tidak begitu besar dengan sabut kelapa untuk mebrikan rasa aroma asap sehingga menempel di ikan ikan yang di panggang. Ikan ikan ini biasanya di jual seharga Rp. 25.000 untuk sekitar 50 ekor ikan dengan ukuran lebih kurang 5 sampai dengan 10 centimeter.

Tari Ambung itulah satu atraksi yang menarik di desa ini karena para pemainnya seolah olah tersugesti sehingga di luar kendalinya keranjang yang di pegang seolah olah bergerak tanpa di gerakkan oleh si pemain tari ambung tersebut. Permainan ini di awali dari pengasapan keranjang dengan sebuah dupa dan kemenyan yang di bakar dengan arang. Diatas keranjang tersebut terdapat 2 buah kayu lesung. Permainan ini biasanya dilakukan masayrakat pada saat malam purnama dan dijadikan sebagai permainan untuk mengisi waktu waktu luant untuk menghibur dan menjaga keutuhan silaturahmi masyarakat setempat.


Keramanhan masyarakat sangat terasa sekali di desa ini dan keramahan itu kami rasakan dengan sajian beberapa makanan ringan yang sudah dipersiapkan disebuah panggung dengan minuman yang terbuat dari timun. Buah pisang, pepaya dan sauh menjadi hidangan yang menyegarkan ditambah lagi ikan tamban salai yang sebelumnya kami saksikan proses pengasapannya telah tersaji untuk santapan para tetamu.

Matahari hampir terbenam di upuk barat sehingga kami pun harus bergegas kembali ke Kota Daik untuk persiapan Malam penutupan. Dengan menggunakan perahu kayu kami pun kembali ke Pulau lingga dan dilanjutkan dengan Bus untuk melihat ataraksi Gasing. 
Permainan gasing ini juga memiliki aturan dimana permainan tradisional bagi masyarakat melayu ini memiliki peraturan dan di mainkan secara berkelompok yang terdiri dari 5 (lima) orang. Konon katanya zaman dahulu permainan ini menggunakan ilmu ilmu kedikjayaan dalam permainan Gasing yang sampai sampai gasing yang selalunya terbuat dari kayu pilihan yang memiliki kekuatan pun bisa terbelah dan pecah ..sungguh menakjubkan. Kesabaran dan ketelitian dituntut untuk permainan ini bagi yang tidak terlatih gasing bisa bisa tidak berputar dan memungkinkan mengenaik orang lain dan berakibat luka.




Malam pun tiba disaat Gerhana Bulan tepatnya tanggal 10 Desember 2011 di Lapangan Hang Tuah Kota Daik menjadi saksi pembacaah Warkah atau pendeklarasian “ Lingga – Bunda Tanah Melayu” dihadapan ratusan orang yang memadati lapangan tersebut. Semangat yang kuat dengan rasa tanggung jawab yang tinggi di harapkan segenap elemen masyarakat dan pemerintah di Kabupaten ini untuk menyandang predikat Bunda Tanah Melayu Benteng Jati diri anak Negeri.





Menurut saya bahwa Lingga memiliki berbagai alasan yang kuat dan mendasar untuk terus menjadikan Negeri ini sebagai Bunda tanah Melayu, Beberapa hal hal yang saya lihat dan rasakan selama mengikuti pLawatan Sejarah dan Gelar Budaya Melayu tersebut yang mampu mendukung predikat Bunda Tanah Melayu antara lain :


  1. Disetiap kamar Hotel tersedia sejadah
  2. Rumah rumah panggung masyarakat masih di hiasi dengan ukiran melayu
  3. Tutur sapa, dan adab masayrakat nya masih kental dengan tradisi melayu yang menerima tetamu (Hospitality)
  4. Logat dan gaya bahasa

 Tahniah dan Sabas kepada Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lingga semoga mampu menjadikan negeri nya sebagai benteng Jati diri masyarakat melayu yang bertamadun yang senantiasa kokoh akan tantangan globalisasi yang sedang menghadang .......................




SS

Saturday, December 3, 2011

Lawatan Sejarah - Menuju Bunda Tanah Melayu

Istilah “Bunda Tanah Melayu” pertama kali muncul dalam kegiatan Perkampungan Penulis Melayu Serumpun yang dilaksanaan di Daik Lingga pada tahun 1999. Helat yang diprakarsai Prof. Dr. Yusmar Yusuf dan diikuti para penulis dari negara dan daerah rumpun Melayu tersebut menjadikan “Bunda Tanah Melayu” sebagai tex-line atau tema kegiatan. Sejak saat itu, sebutan “Lingga Bunda Tanah Melayu” menjadi petah diucap dan disebut di kalangan masyarakat.

Lalu pada tahun 2009, di Daik Lingga dilaksanakan pula kegiatan Perkampungan Penulis Melayu Serumpun yang diadakan Ikatan Keluarga Lingga (IKL) bekerjasama dengan Maklumat Kebudayaan Melayu Riau Pulau Penyengat – Tanjungpinang. Pertemuan ini kemudian memberikan julukan Daik Lingga sebagai Negeri Bunda Tanah Melayu yang Bertamadun Melayu.

Mengukuhkan Daik Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu sangatlah beralasan, karena kawasan ini dahulunya merupakan pusat kerajaan Melayu yang mempunyai peranan penting dalam perjalanan sejarah, pentadbiran dan peradaban dunia Melayu. Peranan penting tersebut mewariskan bukti peradaban yang adiluhung seperti karya senibudaya, situs bersejarah, bahasa dan pola hidup serba Melayu yang terpelihara sampai kini.

Pemerintah Kabupaten Lingga senantiasa berupaya dan bekerja keras agar prediket Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu tersebut semakin kuat-kawi dan diakui secara luas. Seminar bersempena helat bertajuk “Lawatan Sejarah dan Gelar Budaya” yang dilaksanakan pada tahun 2011 ini diharapkan menjadi peristiwa penting dalam upaya menegaskan dan mengukuhkan Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu, serta diharapkan dapat memberi masukan dan argumen yang kuat sehingga prediket Bunda Tanah Melayu semakin pantas disandang Lingga. Sedangkan rangkaian kegiatan gelar budaya yang diikuti kelompok seni dari Lingga dan negeri-negeri Melayu lainnya diharapkan dapat memberi seri gemilang acara ini.

Selain seminar, helat ini mengadakan pementasan kesenian yang dilaksanakan di berbagai tempat di Lingga. Dengan disebarnya pementasan kesenian di berbagai tempat, diharapkan masyarakat tidak perlu berbondong-bondong lagi pada satu titik kegiatan saja, dan juga dapat menyentuh masyarakat yang berada di kampung-kampung. Helat ini diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Lingga, sehingga wajar bila masyarakat harus didatangi.  Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu telah menjadi wacana di tengah masyarakat, dan wacana itu perlu dipertegas melalui seminar.

Waktu Kegiatan :

5 Desember hingga 12 Desember 2011 

Lokasi 

Kabupaten Lingga ( Daik Lingga) 

EMKA Tours & Events diberi kepercayaan untuk menghimpun Pelaku Media dan Travel Agent untuk mengikuti kegiatan ini dalam rangka Publikasi dan Promosi event yang bersangkutan. Bagi Pihak media atau Travel agent yang berminat untuk ikut kegitasn ini silahkan menghubungi kami di 0812 619 7586 (Sapril Sembiring) 

Kegiatan khusus bagi Media dan Travel Agent akan berlangsung dari 9 hingga 11 Desember 2011 

Terima kasih 
SS






Wednesday, October 5, 2011

Permadani di Laut Cina Selatan


Sebuah cerita perjalanan Wisata Kapal Pesiar menelusuri perairan laut cina selatan. 

Wan Seri Beni sebuah kapal berkecepatan tinggi yang membawa ku berangkat meninggalkan Pulau Bintan melalui pelabuhan yang di beri nama Bandar Bentan Telani. Proses imigrasi yang tidak terlalu memakan waktu yang lama ku lalui yang kalau pada waktu akhir pekan pelabuhan ini akan di padati oleh para wisatawan yang ingin berwisata ke kawasan terpadu Bintan Resort. Kapal yang Saya tumpangi memang di kemas khusus sebagai sarana transportasi laut yang nyaman bagi para wisatawan yang hendak menuju kawasan wisata Bintan Resort di Lagoi dari Pelabuhan Tanah Merah Ferry terminal. Lebih kurang 50 menit Saya tiba Pelabuhan Tanah Merah di Singapura, kemudian langsung antri untuk proses imigrasi. Setelah selesai proses imigrasi langsung dengan menggunakan taksi menuju Harbour Front  untuk proses check in, di counter  dengan menunjukan surat konfirmasi pemesanan kepada staff yang menunggu saya setelah mendapatkan sebuah kartu yang sangat berguna  dan canggih. Dengan kartu ini Saya bisa masuk ke kapal yang mungkin harganya Ratusan miliar Rupiah itu. Super Star Virgo itulah nama kapal pesiar yang menjadi pengalaman pertama seumur hidup ku yang akan ku nikmati selama 3 hari 2 malam. Dengan menunjukan kartu Boarding dan Passport aku pun melangkah pasti menuju jembatan yang menghubungan pelabuhan cruise center di Harbour Front, di jembatan menuju kapal ini Aku diajak untuk bersenyum dengan sebuah badut dengan kostum seorang kapten kapal, klik..... suara kamera terdengar kemudian staff langsung mempersilahkan aku untuk melanjutkan perjalanan menuju Kapal tak lama berselang seorang putri bule dengan kostum ala mini mengajak ku berphoto bersama... kalau mau ambil photo harus bayar S $ 12 hingga 18 ....

Welcome on Board...seorang dengan berpakaian seperti kapten kapal menyambut ku di pintu masuk. Permadani sepanjang koridor menuju kabin kabin kapal terbentang indah membawa ku menuju cabin 6068 yang berada di dek 6 persis di tingkatan yang sama dengan pintu masuk. Tidak begitu jauh dari pintu masuk kami menemukan cabin yang terdapat dua buah tempat tidur yang tidak begitu besar ukurannya. Namu untuk kenyaman tidur bisa dirasakan, tanpa membuang waktu kami pun bergegas untuk melihat lebih jauh lagi fasilitas fasilitas yang ada di kapal yang terbesar di perusahaan star cruise itu. Kolam renang yang dilengkapi dengan seluncuran yang tingginya lebih kurang 5 meter dengan beberapa pool zakuzi dengan gelembung air yang terus bergejolak di permukaaan airnya di padati langsung oleh tamu tamu yang ikut bergabung bersama untuk berlayar di perairan Laut Cina Selatan. Langkah kami meuju buritan kapal terdapat sebuah kolam renang lagi dan dilenkapi dengan beberapa selucuran untuk anak anak. Lobby hotel yang memberikan nuansa mewah dengan 3 buah patung kuda dengan berdiri teggar di tengah tengah tengah lobby kapal ini yang sering dijadikan para tetamu untuk mengabadikan momen indah di kapal itu. Untuk fasilitas makan paket berwisata kapal pesiar ini sudah termasuk makan selama 3 kali sehari dengan tawaran makan medditeranian, masakan cina, dan ala orang bule atau barat. Namun karena adanya intervensi dari beberapa makanan yang tidak boleh di makan makan kami hanya memilih di Meditaranean karna bebas makanan “Babi” 


Tepat pukul 20.00 kapal pun bergerak meninggalkan Singapore Cruise Center yang merupakan pusat dari beberapa Kapal pesiar dibawah naungan perusahaan Kapal Pesiar “ Star Cruise” tak terasa kalau kita itu sedang berada di kapal karna ombak dan pergerakan kapal memang sudah di lengkapi dengan peralatan yang canggih sehingga kenyamanan berlayar sangat bisa di rasakan. Saatnya makan malam tiba kami pun mencoba makanan yang bebas dari hambatan ...alias cari yang halal food. Tapi memang lebih enak makan di rumah masakan istri ..hahahahhahaha....
Setelah memasuki perairan internasional pihak kapal mengumumkan kalau saja ruang yang memang menjadi favorit beberapa orang pun dibuka untuk orang orang yang berumur 18 tahun keatas....memang di kapal pesar ini sudah tersedia program program yang dapat menghibur para penumpangnya mulai dari anak anak hingga orang dewasa.
Setelah lelah berjalan dari buritan hingga ke haluan kami pun turun ke cabin rencananya untuk mandi dan akan keluar untuk menikmati program program namun penat badan tidak bisa di tawar tawar akhirnya kami pun terlelap tidur hingga fajar membangunkan kami
Bak kata lagu sewaktu kecil bangun tidur ku terus mandi tidak lupa menggosok gigi setelah mandi langsung sarapan pagi dengan diskusi kecil setelah sarapan pagi di meja makan seputar pengelolaan kapal pesiar itu dengan Bang Megat Al Bakry yang menjadi kawan ku berdiskusi untuk membangun suatu negeri di Kepualauan Riau

Tidak terasa kami pun hampir sampai di Pulau Redang, sebuah kenyamanan lain yang akan di tawarkan oleh kapal pesiar ini yakni mengunjungi pulau yang dikenal dengan karang karang indah dengan ikan ikan yang bebas hidup. 6 buah kapal seperti kapal sekoci turun dari Kapal yang berukuran panjang 268 meter dengan berat 76.800 gross tonage yang mampu menampung 1.804 penumpang dengan kecepatan 24 knot.
Pengelolaan yang teratur dan rapi di perlihatkan oleh awak kapal untuk menghantarkan para tamu tamu untuk turun ke Pulau. Tamu tamu di kelompokkan berdasarkan pemesanan atau booking yang di lakukan pada malam hari kami pun ikut yang di kelompok 13.30. dengan menggunakan Tender Boat dengan waktu tempuh 30 menit kami tiba di Pulau Redang yang cukup sepi dengan tidak terlihat [penduduk sekitar pulau itu. Mantap ...... itulah kata yang tepat saya rasa dengan pantai yang bersih dan beningnya air laut menjadi pemandangan yang menakjubkan. Para tamu semua sibuk dengan persiapan persiapan mereka masing masing untuk bergegas hendak terjun ke laut ada yang langsung menujuntuk snorkling ada yang diving dan ada juga yang menikmati bazaar makanan dan minuman yang tersedia di sekitar pantai. 

 Lebih kurang ada 4 resort yang sudah terdapat di sekitar Pulau Redamg dengan konsef resort yang mengadalkan atraksi di air laut. Sajian hiburan dengan life musik akustik menghibur para tetamu yang sengaja duduk menghabiskan waktu menunggu senja tiba dengan ditemani minuman dingiin yang dapat menambah kenikmatan pemandangan yang indah 

Perjalanan di atas air laut kami mulai dengan menyewa sebuah speed boat kecil untuk lebih mengetahui lebih lanjut potensi potensi yang ada di sekitar objek wisata ini. Untuk membuktikan omongan dan informasi yang banyak orang sampaikan bahwa Pulau Redang ini dikenal dengan keindahan bawah lautnya kami buktikan dengan terjun langsung dengan menggunakan alat snorkel yang memang sudah dipersiapkan di speed boat kecil itu ditambah life jacket akan memeberikan kenyaman dalam menikmati pemandangan bawah laut. Ikan ikan yang beraneka ragam berenang bebas seolah olah kita melihat kehidupan yang nyata pada bioata laut itu

Selesai menikmati alam laut yang indah dan menawan itu kami pun menyatap makan siang di sebuah restaurant yang ada si tepi pantai dengan sambil berdiskusi kecil tentang pengeloalan kawasan wisata di Pulau itu
Sore Hari kami kembali ke Kapal Pesiar untuk melanjutkan program yang sudah ditentukan oleh operator Kapal Pesiar yang terkenal di wilayah Asia. Perjalanan kembali menuju Singapore akan diperikiran tiba pada pukul 13.00. Setibanya di Singapura proses turun kapal yang cukup teratur ditata sedemikian rupa oleh crew dan awak kapal memberikan kenyamanan yang setimpal dengan yang diharapkan.
Semoga pengalaman ini menjadi inspirasi kami untuk memberikan warna baru bagi kepariwisataan di Kepulauan Riau




Tuesday, September 13, 2011

Kabupaten Bintan difasilitasi dengan Hotel Bintang Lima

Kabupaten Bintan yang memiliki keunggulan di bidang Destinasi Pariwisata hari ini mendapat anugerah terbaru dengan di berikannya sertifikat klasifikasi hotel berbintang yang di keluarkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia atau di singkat dengan PHRI. Sertifikat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PHRI Pusat Ibu Dra. SB. Wiryanti Sukamdanio, CHA  dan Gubernur Kepulauan Riau sebagai mengetahui itu hari ini diserahkan oleh Bapak Bupati Bintan Anshar Ahmad kepada perwakilan Hotel yang mendapat akreditasi /klasifikasi hotel. di lapangan relief Antam Kijang Selasa 13 Setember 2011. Acara yang bersempena dengan Kegiatan Halal Bi Halal Pemerintah Kabupaten Bintan dan juga Peluncuran Biographi Bapak Ansar Ahmad dipadati oleh undangan dari berbagai kalangan masayrakat ini berjalan hikmat.

Adapun Hotel hotel yang masuk Kategori Hotel berbintang 5 (lima) adalah :

  1. Banyan Tree Resort & Spa 
  2. Angasana Resort and Spa 
  3. Nirwana Gardens Resort Hotel 
  4. Bintan Lagoon Resort 
  5. Indra Maya Villas
Kategori Hotel Berbintang 4 (empat) :

  1. Banyu Biru Villas 
  2. Bintan Agro Beach Resort and Spa 
  3. Cabana Beach Resort 
Sedangkan Mutiara Beach Resort yang berlokasi di Pantai Timur Trikora diberikan klasifikasi Hotel Melati.

Dalam Sambutannya Bupati Bintan menyampaikan selamat kepada pengusaha yang telah dengan serius membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bintan.

Penyerahan sertifikat ini di laksanakan bersempena pada acara Halal Bi Halal Pemerintah Kabupaten Bintan yang di langsungkan di Lapangan Relief Antam Kijang. Dalam kesempatan yang sama Bupati Bintan Anshar Ahmad meluncurkan buku Biographi beliau yang diharapakan mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi generasi generasi selanjutnya

Acara Halal bi Halal semakin meriah dengan hadirnya ceramah segar oleh Ustad M. Nur Maulana (ustad yang dikenal dengan ustad "jamaah ...oii.... jamaaah " ) yang sengaja di hadirkan untuk memberikan tausiah dan siraman rohani bagi undangan yang hadir pada kesempatan itu. dengan khas gaya nya beliau mampu memukau dan berinteraksi dengan hadirin sehingga masyarakat terhibur dan senang dengan tausiah dan ceramahnya.

Acara di akhiri dengan silaturahmi Bupati dan Wakil Bupati bersama Muspida dengan Masyarakat dengan bersalam salaman

Minal Aidhin walfa Izin - Mohon Maaf Lahir Dan Bathin

Selamat Kepada Hotel Hotel yang mendapat peringkat Hotel Berbintang ....


SS

Monday, September 12, 2011

Peserta Tour De Bintan 2011 terus meningkat

Event Pariwisata di Kabupaten Bintan yang akan berlangsung ketiga kali ini akan di helat pada tanggal 11 hingga 13 November 2011. Kegiatan ini akan menggunakan lintasan jalan raya di Pulau Bintan dan Kawasan Bintan Resort. dengan total jarak tempuh 265 KM. Setiap tahunnya peserta yang mengikuti event ini terus bertambah yang awalnya di mulai pada tahun 2009. pada tahun ini tercatat sudah sekitar 800 peserta yang mendaftarkan diri kepada panitia baik melalui online maupun melalui panita. Kegiatan yang di taja oleh Pemerintah Kabupaten Bintan bersama Nirwana Garden Resort dan Meta Sport ini menarik minat para penggila olah raga sepeda baik dari negara di Asia maupun Eropah, tercatat peserta peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, New Zealand, Australia, dan negara eropah lainnya

Adapun Tour de Bintan tahun ini akan dibagi menjadi 3 tahapan atau stage dengan total jarah jempuh 265 KM yang di bagi dalam 2 hari lomba.

Stage 1 : 12 November 2011 



Stage 2 : Minggu 13 November 2011 


Stage 3 : 13 November 2011 


Tour de Bintan tahun ini akan lebih semarak lagi di banding tahun sebelum nya yang mana para peserta akan beradu kecepatan dengan jumlah peserta yang meningkat lebih banyak dari tahun tahun sebelumnya. Komentar peserta yang ikut di tahun sebelumnya bahwa lintasan yang di gunakan untuk tour de Bintan ini memliki kwalitas jalan yang baik dan antusias dan keramahan masyarakat yang senantiasa terus memberikan dukungan support yang tinggi bagi peserta yang ikut ambil bagian khususnya di stage 1 dan stage 2 

Semoga kegiatan ini terus bisa memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan kepariwisataan di Kepulauan Riau yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Enjoy the Race .........

Monday, July 25, 2011

Pameran Atribut Pentas Tradisi Seni Melayu di Museum Tanjungpinang

Event        : Pameran Pentas Tradisi Seni Melayu
Date         : 25 July to 28 July 2011
Venue      : Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
                  Jalan Ketapang No. 2 Tanjungpinang
Visit Time : 09.00 to 17.00 local time
Admission : Free  




This exhibition will bring you to the past session were di Malay communities entertain among them self .

Things that you may see here : Attributes of the show industry on Malay Art show such as :
- Mak Yong
- Theater Bangsawan
- Joget Dangkong
- Gobang
- and many mores

Get the experiences .................

SS






Monday, July 18, 2011

ASTON Internasional Hotel & Conference Center Hadir di Tanjungpinang

Kota Gurindam Negeri Pantun hari ini kehadiran sarana wisata yang baru dengan tawaran konsef modern dan bertaraf bintang 4 (empat) hari ini "Soft Opening" di lokasi lobby hotel yang mungil dan minimalis dengan dekorasi lampu lampu menghiasi langit langit lobby Hotel yang berlokasi di Batu 12 menuju Kota Kijang. Lokasi Hotel ini berdekatan dengan Bandara Raja Haji Fisabilliah Tanjungpinang yang hanya lebih kurang hanya 2 menit saja dengan kendaraan bermotor. Keramahan pelayanan dengan ciri khas tangan kanan di dada kiri menjadi ciri khas saat menyapa tamu tamu yang berpapasan ditambah sapaan salam dan senyuman yang tulus memberikan rasa nyaman dan hangat senantiasa di berikan oleh seluruh staf dan manajemen Hotel ini.


Hotel yang  nantinya akan memiliki kamar sebanyak 162 kamar dengan berbagai type dan dilengkapi dengan sarana sarana penunjang lainnya seperti Ballroom, WIFI internet access, Lounge, Coffee Shop, Kolam Renang dan fasilitas lainnya. 



Dengan di bukanya Hotel Aston ini di Kota Tanjungpinang  diyakini akan memberikan warna baru dalam kenyamanan  berwisata kepada para wisatawan yang berkunjung untuk berwisata atau urusan kerja/bisnis di Kota yang memiliki nuansa Budaya Melayu yang tinggi.
Sentuhan interior yang artistik memberikan rasa yang nyaman kepada para tamu yang menginap di Hotel ini.

Semoga Perjalanan Wisata Anda Ke Kota ini memberikan pengalaman dan kenangan yang indah bersama kami ...

Untuk Pemesanan dan Informasi Hubungi EMKA Tours 

Welcome on Board ...ASTON Tanjungpinang ................